LAMBANG NEGARA INDONESIA

Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu INDONESIA

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 27 September 2020

Resume Administrasi dan Manajemen Pendidikan

 Artikel 1 : Managemen Pembelajaran Daring Berbasis Sekolah Madrasah (Atina Minladunka Rohmah)

Pendidikan menjadi suatu hal yang penting dalam meningkatkan taraf  hidup, karena melalui pendidikan dapat untuk menjadikan tatanan ekonomi dan sosial menjadi lebih baik. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan yang baik untuk bisa mencapai tujuan pendidikan. salah satunya ialah bagian manajemen pengelolaannya. Management berbasis sekolah (MBS) adalah salah satu model reformasi sebagai konsekwensi desentralisasi dalam dunia pendidikan untuk mencipatakan suatu bentuk sekolah masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Dalam UU No.20 Th. 2003 tentang system Pendidik Nasional Pasal 51 ayat (1): Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/ madrasah. Manajemen berbasis sekolah merupakan strategi untuk memperbaiki pendidikan dengan menstrasfer otoritas pengambilan keputusan secara signifikan dari pemerintah pusat dan daerah ke sekolah-sekolah secara individual yang berarti segala keputusan bisa diambil oleh sekolah dengan syarat sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang ada di pusat. Di bawah ini merupan karakteristik MBS/M adalah sebagai berikut.

1. Terdapat pemberian otonom luas kepada kepala sekolah/Madrasah

2. Tingginya partisipasi masyarakat dan orang tua

3. Kepemimpinan kepala Sekolah/Madrasah yang demokratis dan profesional

Bekerja dengan tim (Team-Work) yang kompak dan transparan Penerapan pengelolaan pendidikan dengan model MBS/M bertujuan untuk meningkatkan efesiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efesiensi terutama diperoleh dari keluwesan yang diberikan untuk mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.

Masa pandemi Covid-19 mengharuskan pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan). Manajemen pembelajaran daring penting dilakukan guna mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Adapun keberhasilan seorang guru dalam melakukan pembelajaran daring, yaitu pada kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan menyampaikan materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode tersebut. Manajemen pembelajaran daring sama seperti halnya pembelajaran luring, yaitu adanya perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.


Artikel 2 : Mengenal Manejemen Pendidikan Berbasis Sekolah Bagi Sekolah  (Azhar Ayuni)

Mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan lembaga pendidikan. Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu seperti pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi tenaga pendidik melalui pelatihan, peningkatan manajemen pendidikan, dan pengadaan serta perbaikan sarana prasarana pendidikan. UU No.22 Tahun 1999, pada hakikatnya memberi wewenang dan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.  Dengan dikeluarkan undang-undang tersebut menjadi embrio manejemen berbasis sekolah (MBS).

Manejemen berbasis sekolah (MBS) memiliki kesamaan dengan School Based Management (SBM) dari Amerika pada tahun 1970an sebagai alternatif untuk reformasi pengelolaan pendidikan atau sekolah. Menurut Syaifudin, MBS merupakan manajemen di sekolah dengan melibatkan masyarakat. Sedangkan menurut Myers dan Stonehill, MBS adalah strategi memperbaiki pendidikan dengan mentranfer otoritas pengambilan keputusan secara singnifikan dari pemerintah pusat dan daerah ke sekolah - sekolah secara individu. Dengan demikian adanya manajemen yang lebih intens pada sekolah dengan melibatkan seluruh komponen sekolah yaitu kepala sekolah, guru dan komite sekolah. 

Prinsip dalam manajemen berbasis sekolah ada 4 (empat), yaitu: (1) Equifinalitas yang berupa teori manajemen modern untuk bisa mencapai tujuan dengan cara yang berbeda. (2) Prinsip desentralisasi yaitu pemberian wewenang dari pemerintah kepada sekolah untuk mengatur  pengelolaannya sendiri. (3) Prinsip mandiri, sekolah memiliki permasalahan yang berbeda dan juga memiliki wewenang untuk menyelesaikannya sendiri. (4) Prinsip Inisiatif Manusia, berkaitan dengan sumber daya yang dinamis baik dari segi input, proses, dan output dari sekolah. Sumber daya yang dimaksud ialah kepala sekolah, guru, peserta didik, dan masyarakat. 

Tujuan adanya MBS ialah meningkatkan efesiensi, mutu dan pemerataan pendidikan dengan melibatkan sekolah dan masyarakat. Manfaat adanya MBS ialah untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada di sekolah, mengembangkan input dalam proses pendidikan, dapat mencapai mutu pendidikan yang baik dengan adanya persaingan sehat antar sekolah.


Artikel 3 : Manajemen Berbasis Sekolah sebagai Sarana Pendidikan yang Berkualitas (Audina Widipakerti)

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia untuk bisa menghadapi tantangan masa depan yang sejahtera. Selain itu juga berfungsi sebagai keberlangsungan suatu peradaban. Keduanya menjadi kesatuan yang berjalan beriringan. Pendidikan mengalami perubahan dengan menyesuaikan tuntutan zaman. Pendidikan di Indonesia pada zaman orde baru menerapkan sistem sentralistik dengan posisi marginal membuat sekolah bersifat pasif dan menunggu instruksi pemerintah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tanggal  1 Juni 2001, pendidikan di Indonesia beralih menjadi desentralisasi. Depdiknas terdorong untuk melakukan reorientasi manajemen sekolah dari manajemen pendidikan berbasis pusat menjadi manajemen berbasis sekolah atau MBS (school based management/SBM) atau disebut juga sebagai side based management yang diterapkan menjadi MBS.

Manajemen berbasis sekolah merupakan peningkatan otonomi dari sekolah  sehingga sekolah dapat menentukan sendiri berbagai hal yang menyangkut mengenai model pendidikan dengan tujuan peningkatan mutu dari pendidikan tersebut. Peningkatan mutu tersebut dapat terjadi akibat adanya peran aktif dari orang tua, kemudian fleksibilitas dari pengelolaan sekolah serta peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah, dan partisipasi masyarakat sebagai stakeholder dalam pengelolaan. Manajemen berbasis sekolah dapat diterapkan pada berbagai tingkatan pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan menengah. Dalam penerapannya manajemen berbasis sekolah memiliki karakteristik tertentu yang menjadikannya ciri khas yang mampu menuntun sekolah untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikannya. 

Menurut Nurcholis karakteristik dari manajemen berbasis sekolah ini ada depalan yang meliputi sekolah yang memiliki misi atau cita-cita, aktivitas pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan dan situasi, adanya proses perubahan strategi manajemen, keleluasaan

dan kewenangan dalam mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan dari pendidikan,

menurut adanya peran aktif dari berbagai pihak yang yang memiliki kaitan pada pendidikan di sekolah, menekankan hubungan antar manusia, peranan dari administrator yang sangat penting, dan efektivitas sekolah yang dinilai menurut indikator multitingkat dan multisegi. Hal tersebut yang menjadikan jembatan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.


keberhasilan mencapai tujuan dari manajemen berbasis sekolah tidak terlepas dari peranan kepala sekolah, guru, orang tua peserta didik, serta masyarakat sekitar. Orang tua dan masyarakat dibentuk dalam sebuah komite sekolah yang memiliki fungsi sebagai penggerak, informan, dan penghubung serta koordinator untuk menciptakan suasana sekolah yang kondusif untuk pembelajaran

Share:

Sabtu, 19 September 2020

Resume Perkuliahan Online

 Resume Materi  Ke-3

Mata kuliah : Administrasi dan Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu : Fery Diantoro, M.Pd.I

Tema Kajian   : Supervisi Pendidikan

Hari/Tanggal : Senin, 14 September 2020

Artikel 1 : Pengaruh Supervisi Pendidikan terhadap Kualitas Belajar Peserta Didik (Arif Musthofa) 

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berdampak pada semua bidang kehidupan, tidak terkecuali dunia pendidikan. Sekolah harus bisa menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi sehingga dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kemajuan suatu negara. Sehingga perlu adanya pengawasan dan evaluasi dalam pendidikan. Dengan adanya supervisi pendidikan diharapkan hasil belajar siswa dan kinerja guru menjadi maksimal.

Supervisi berasal dari kata super dan vision. Kata super berarti posisi tertinggi, atasan, lebih baik, dan lebih baik. Sedangkan vision berarti kemampuan untuk menyadari sesuatu yang tidak benar-benar terlihat. Supervisi merupakan usaha memberikan pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugasnya. Dalam melaksanakan supervisi terdapat prinsip yang harus diperhatikan supaya berjalan dengan baik, yaitu (1) Prinsip ilmiah yang berarti pelaksanaannya harus sistematis dan berdasarkan data objektif, (2) Prinsip demokratis, bantuan dan masukan berdasarkan kemanusiaan sehingga guru merasa aman dan tidak tertekan dalam mengambangkan tugasnya, (3) Prinsip kerjasama, memberikan dorongan kepada guru, (4) Prinsip konstruktif dn kreatif, dengan menciptakan suasana yang menyenangkan bukan menakutkan.

Tujuan dari supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Sedangkan fungsi supervisi adalah sebagai perbaikan pada situasi pembelajaran untuk hasil belajar yang lebih baik. Hasil belajar diartikan sebagai ketercapaian kemampuan dasar baik kognitif, afektif maupun psikomotorik setelah mengikuti pembelajaran. Ketiga kemampuan tersebut terlebih dahulu ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh pembelajaran dari pendidik. Supervisi ada untuk bisa meningkatkan kemampuan profesional pendidik sehingga peserta didik dapat memahami materi pembelajaran dan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.

Artikel 2 : Tugas dan Peran Guru dalam Pembelajaran Daring sebagai Supervisi Pendidikan (Athik Abida Rohmawati)

Pandemi covid-19 membawa dampak dalam semua bidang kehidupan, termasuk di dalamnya dunia pendidikan. Kebijakan baru yang diambil oleh pemerintah dengan memberlakukan pembelajaran daring (dalam jaringan). Hal tersebut dilakukan agar guru tetap bisa melaksanakan tugas dan perannya dalam mengajar. Dengan banyaknya media penunjang, pembelajaran online dapat mendukung dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi dari jarak jauh untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 pasal 39 Ayat 2 disebutkan bahwa: “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatian, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. Guru memiliki tugas utama sebagai pengajar (instruksional), pendidik (edukator), dan pemimpin (manajerial). 

Pelaksanaan peran guru dalam pembelajaran memberikan perubahan kemampuan kepada peserta didik, baik kognitif, afektif, dan psikomotorik. Peran guru dalam perkembangan pendidikan di antaranya : (1) Menanamkan nilai (value) serta membangun karakter (character building) peserta didik secara berkelanjutan dan berkesinambungan, (2) sentral pembelajaran, (3) mendorong pembentukan karakter, (4) panutan bagi peserta didik. Dalam melaksanakan tugasnya, guru diawasi dan mendapatkan evaluasi dari supervisi pendidikan.

Supervisi adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Tujuan adanya supervisi merupakan kegiatan membantu, membimbing dan menilai kemampuan guru sebagai pendidikan dan pengajaran dalam bidang masing-masing guna melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dengan cara kooperatif dan mencari permasalahan-permasalahan  yang dialami guru dalam proses pembelajaran kemudian menentukan jalan keluarnya. Jadi supervisi pendidikan diartikan sebagai usaha atau tindakan yang dilakukan oleh pemimpin sekolah untuk memajukan sekolah berupa bantuan pembenahan kinerja guru dalam pendidikan dan pembelajaran agar dilakukan secara efektif dan efisien



Share:

Rabu, 09 September 2020

Resume Materi Perkuliahan Pekan Ke-2

 

Artikel 1 : Kepemimpinan Pendidikan Di Era Millenial (Alfia Nurul Badi’ah)

Kepemimpinan merupakan sikap seorang pemimpin dalam rangka untuk menginspirasi dan memotivasi anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam dunia pendidikan dipresentasikan oleh kepala sekolah yang harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Generasi Z atau generasi milenial menjadi masa kemajuan teknologi dalam berbagai bidang, mulai dari informasi, komunikasi dan transportasi. Perkembangan ini juga berdampak pada pola pikir dan aktivitas manusia. 

Teknologi turut menjadi penentu dinamika kehidupan. Akhir-akhir ini dikenal dengan era industri 4.0 yang lahir dari transformasi teknologi berbasis komputer ke artificial intelligence (AI) atau yang dikenal dengan istilah “disrupsi”. Era disrupsi ditandai dengan empat perubahan, yakni, akseleratif dan masif (volatility), ketidakpastian (uncertainty), kompleksitas (complexity), dan ambiguitas (ambiguity). Perubahan di era disrupsi tentu berdampak signifikan terhadap dunia pendidikan. 

Kepala sekolah yang memiliki fungsi kepemimpinan dalam dunia pendidikan memiliki peran besar untuk perkembangan dan kemajuan sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah harus mampu menjadi edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator. Pendidikan saat ini masih belum sejalan dengan perkembangan teknologi sehingga berakibat pada mutu pendidikan yang rendah. Konsep dan Pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu berbasis Sekolah (MPMBS) menyatakan faktor utama kebijakan dan pengelolaan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education production function  atau input-output analysis tidak dilaksanakan secara konsekuen. Faktor kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik yang menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan. Sedangkan faktor ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa.

Seorang kepala sekolah harus memiliki enam kompetensi kepemimpinan, yakni, statesperson leadership, educational leadership, organizational leadership, administrative leadership, supervisory leadership dan team leadership. Kepemimpinan pendidikan dapat dikatakan berhasil keika bisa berperan aktif sebagai pemimpin, mengutamakan pembangunan tim, menciptakan kolaborasi antara sekolah dan masyarakat, membangun profesionalitas, dan mendorong inovasi di lingkungan sekolah. Dengan demikian dapat menghasilkan output yang kompeten dan berdaya saing tinggi.


Artikel 2 : Peran Kepemimpinan Pendidikan di Masa Pandemi (Amirul Mu’minin)

Pandemi Covid-19 berdampak pada semua aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Sekolah ditutup untuk melindungi kesehatan dan keselamatan warga sekolah. Sekolah yang semula melakukan pembelajaran langsung beralih pada pembelajaran secara online. Peran pemimpin sangat besar pengaruhnya dalam perubahan besar ini. Kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Kepala sekolah memiliki peran yang menentukan pengelolaan manajemen sekolah. Berhasil tidaknya tujuan sekolah dapat dipengaruhi bagaimana kepala sekolah menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan controlling (pengontrol). Dengan demikian kepala sekolah harus bisa untuk memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan untuk menunjang program sekolah.

Program dan strategi yang disusun oleh kepala sekolah harus sesuai digunakan dalam situasi seperti sekarang ini. Salah satu strategi yang diterapkan adalah berkaitan dengan kurikulum, kepala sekolah berwenang untuk merancang kurikulum dan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi darurat bencana Covid 19 melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi (kelas online). Pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru penting dilakukan untuk mencapai keberhasilan program. Pelatihan kepada guru mengenai media untuk pembelajaran daring merupakan salah satu cara untuk menunjang program. Hal ini dikarenakan tidak semua guru memiliki keahlian dalam bidang teknologi dengan baik. Selain itu, kepala sekolah memberikan motivasi dan himbauan terhadap guru, peserta didik, maupun orang tua  agar dalam situasi yang tidak menentu, bosan, akibat pandemi untuk tetap bersemangat dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran di rumah.


Artikel 3 : Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah Pada Masa Pandemi Covid-19 (Ariana Amalia Annisa)

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan pendidikan yang di realisasikan mealalui sistem pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan peran sosial sekolah maka peran kepemimpinan pendidikan harus berjaan optimal. Secara operasional kepemimpinan pendidikan harus berlangsung efektif bagi kemajuan organiasi sekolah. Kepemimpinan pendidikan berkewajiban mengkoordinasi ketenaga pendidikan dalam pengaplikasian peraturan pendidikan dengan membudidayakan fungsi kepemimpinan sistematis terutama dimasa pandemi seperti sekarang ini.

Pemerintah Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19 menerapkan kebijakan protokol kesehatan yang berpengaruh ke semua tatanan kehidupan. Kebijakan baru juga terjadi dalam dunia pendidikan, pemerintah menganjurkan untuk stay at home dan physical and social distancing serta perubahan yang harus dipatuhi mengenai kegiatan pembelajaran dari belajar tatap muka menjadi online. Presiden menghimbau agar dapat meminimalisasi penyebaran virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) Penyebab Covid-19, masyarakat diminta untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. Adanya peraturan untuk melakukan semua kegiatan dari rumah, maka dalam dunia pendidikan harus bisa menyesuaikan. Pembelajaran secara daring (dalam jaringan) membutuhkan kepemimpinan pendidikan yang dapaat menentukan arah dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. 

Kepemimpinan menurut Tead Terry Hoyt merupakan kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Sedangkan menurut menurut Young, kepemimpinan lebih terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya. Menurutnya, kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya. Jadi kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, dalam diri memiliki keahlian khusus dalam bidang tertentu dalam mencapai suatu tujuan.

Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pemimpin memiliki kekuasaan dalam mengatur anggotanya, kekuasaan yang diberikan harus digunakan dengan penuh tanggung jawab. Bertanggung jawab dalam hal ini adalah tidak menggunakan kekuasaan untuk kepentingan sendiri atau semena-mena dalam kekuasaan, tidak otoriter, tidak menerapkan suatu keputusan yang bukan dari hasil musyawarah anggotanya. 

Kepemimpinan kepala sekolah yang diartikan sebagai proses membina hubungan timbal balik antara pemimpin dengan yang dipimpin dengan mengandalkan kemampuan komunikasi interpersonal sehingga terjalin saling pengertian dan kerjasama antar anggota. Kepala sekolah berusaha mempengaruhi, mendorong, membimbing mengarahkan dan menggerakkan guru, staf siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai tujuan. Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dari kekuasaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap memimpin, tingkah laku, dan sifat kegiatan pemimpin yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan akan mempengaruhi situasi kerja anggota-anggota staf, sifat hubungan kemanusiaan diantara sesamanya dan akan mempengaruhi kualitas hasil kerja dan yang dapat dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut.

Pembelajaran jarak jauh selama wabah virus corona, masih menemui banyak kendala di lapangan sekalipun sudah ada edaran menteri agar proses belajar dilakukan dari rumah secara daring.  WFH  (Work From Home) adalah bentuk imbauan pemerintah dalam menghentikan penyebaran Covid-19. WFH ini diberlakukan hampir pada semua lembaga termasuk di dalamnya lembaga pendidikan. Kepemimpinan pendidikan di masa pamdemi Covid-19 menerapkan sistem WFH (Work From Home) beriringan dengan kegiatan pembelajaran yang menerapakan sistem daring dalam keberlangsungannya. (Work From Home) WFH merupakan suatu istilah bekerja jarak jauh atau lebih tepatnya bekerja dari rumah. Jadi pendidik tidak perlu datang ke kantor tatap muka dengan para pendidik lannya, akan tetapi dapat melakukan tatap muka apabila terdapat suatu hal yang tidak dapat dilakukan dari rumah.



Share:

Blogroll

Blogger templates