Minggu, 27 September 2020

Resume Administrasi dan Manajemen Pendidikan

 Artikel 1 : Managemen Pembelajaran Daring Berbasis Sekolah Madrasah (Atina Minladunka Rohmah)

Pendidikan menjadi suatu hal yang penting dalam meningkatkan taraf  hidup, karena melalui pendidikan dapat untuk menjadikan tatanan ekonomi dan sosial menjadi lebih baik. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan yang baik untuk bisa mencapai tujuan pendidikan. salah satunya ialah bagian manajemen pengelolaannya. Management berbasis sekolah (MBS) adalah salah satu model reformasi sebagai konsekwensi desentralisasi dalam dunia pendidikan untuk mencipatakan suatu bentuk sekolah masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Dalam UU No.20 Th. 2003 tentang system Pendidik Nasional Pasal 51 ayat (1): Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/ madrasah. Manajemen berbasis sekolah merupakan strategi untuk memperbaiki pendidikan dengan menstrasfer otoritas pengambilan keputusan secara signifikan dari pemerintah pusat dan daerah ke sekolah-sekolah secara individual yang berarti segala keputusan bisa diambil oleh sekolah dengan syarat sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang ada di pusat. Di bawah ini merupan karakteristik MBS/M adalah sebagai berikut.

1. Terdapat pemberian otonom luas kepada kepala sekolah/Madrasah

2. Tingginya partisipasi masyarakat dan orang tua

3. Kepemimpinan kepala Sekolah/Madrasah yang demokratis dan profesional

Bekerja dengan tim (Team-Work) yang kompak dan transparan Penerapan pengelolaan pendidikan dengan model MBS/M bertujuan untuk meningkatkan efesiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efesiensi terutama diperoleh dari keluwesan yang diberikan untuk mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.

Masa pandemi Covid-19 mengharuskan pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan). Manajemen pembelajaran daring penting dilakukan guna mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Adapun keberhasilan seorang guru dalam melakukan pembelajaran daring, yaitu pada kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan menyampaikan materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode tersebut. Manajemen pembelajaran daring sama seperti halnya pembelajaran luring, yaitu adanya perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.


Artikel 2 : Mengenal Manejemen Pendidikan Berbasis Sekolah Bagi Sekolah  (Azhar Ayuni)

Mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan lembaga pendidikan. Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu seperti pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi tenaga pendidik melalui pelatihan, peningkatan manajemen pendidikan, dan pengadaan serta perbaikan sarana prasarana pendidikan. UU No.22 Tahun 1999, pada hakikatnya memberi wewenang dan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.  Dengan dikeluarkan undang-undang tersebut menjadi embrio manejemen berbasis sekolah (MBS).

Manejemen berbasis sekolah (MBS) memiliki kesamaan dengan School Based Management (SBM) dari Amerika pada tahun 1970an sebagai alternatif untuk reformasi pengelolaan pendidikan atau sekolah. Menurut Syaifudin, MBS merupakan manajemen di sekolah dengan melibatkan masyarakat. Sedangkan menurut Myers dan Stonehill, MBS adalah strategi memperbaiki pendidikan dengan mentranfer otoritas pengambilan keputusan secara singnifikan dari pemerintah pusat dan daerah ke sekolah - sekolah secara individu. Dengan demikian adanya manajemen yang lebih intens pada sekolah dengan melibatkan seluruh komponen sekolah yaitu kepala sekolah, guru dan komite sekolah. 

Prinsip dalam manajemen berbasis sekolah ada 4 (empat), yaitu: (1) Equifinalitas yang berupa teori manajemen modern untuk bisa mencapai tujuan dengan cara yang berbeda. (2) Prinsip desentralisasi yaitu pemberian wewenang dari pemerintah kepada sekolah untuk mengatur  pengelolaannya sendiri. (3) Prinsip mandiri, sekolah memiliki permasalahan yang berbeda dan juga memiliki wewenang untuk menyelesaikannya sendiri. (4) Prinsip Inisiatif Manusia, berkaitan dengan sumber daya yang dinamis baik dari segi input, proses, dan output dari sekolah. Sumber daya yang dimaksud ialah kepala sekolah, guru, peserta didik, dan masyarakat. 

Tujuan adanya MBS ialah meningkatkan efesiensi, mutu dan pemerataan pendidikan dengan melibatkan sekolah dan masyarakat. Manfaat adanya MBS ialah untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada di sekolah, mengembangkan input dalam proses pendidikan, dapat mencapai mutu pendidikan yang baik dengan adanya persaingan sehat antar sekolah.


Artikel 3 : Manajemen Berbasis Sekolah sebagai Sarana Pendidikan yang Berkualitas (Audina Widipakerti)

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia untuk bisa menghadapi tantangan masa depan yang sejahtera. Selain itu juga berfungsi sebagai keberlangsungan suatu peradaban. Keduanya menjadi kesatuan yang berjalan beriringan. Pendidikan mengalami perubahan dengan menyesuaikan tuntutan zaman. Pendidikan di Indonesia pada zaman orde baru menerapkan sistem sentralistik dengan posisi marginal membuat sekolah bersifat pasif dan menunggu instruksi pemerintah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tanggal  1 Juni 2001, pendidikan di Indonesia beralih menjadi desentralisasi. Depdiknas terdorong untuk melakukan reorientasi manajemen sekolah dari manajemen pendidikan berbasis pusat menjadi manajemen berbasis sekolah atau MBS (school based management/SBM) atau disebut juga sebagai side based management yang diterapkan menjadi MBS.

Manajemen berbasis sekolah merupakan peningkatan otonomi dari sekolah  sehingga sekolah dapat menentukan sendiri berbagai hal yang menyangkut mengenai model pendidikan dengan tujuan peningkatan mutu dari pendidikan tersebut. Peningkatan mutu tersebut dapat terjadi akibat adanya peran aktif dari orang tua, kemudian fleksibilitas dari pengelolaan sekolah serta peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah, dan partisipasi masyarakat sebagai stakeholder dalam pengelolaan. Manajemen berbasis sekolah dapat diterapkan pada berbagai tingkatan pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan menengah. Dalam penerapannya manajemen berbasis sekolah memiliki karakteristik tertentu yang menjadikannya ciri khas yang mampu menuntun sekolah untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikannya. 

Menurut Nurcholis karakteristik dari manajemen berbasis sekolah ini ada depalan yang meliputi sekolah yang memiliki misi atau cita-cita, aktivitas pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan dan situasi, adanya proses perubahan strategi manajemen, keleluasaan

dan kewenangan dalam mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan dari pendidikan,

menurut adanya peran aktif dari berbagai pihak yang yang memiliki kaitan pada pendidikan di sekolah, menekankan hubungan antar manusia, peranan dari administrator yang sangat penting, dan efektivitas sekolah yang dinilai menurut indikator multitingkat dan multisegi. Hal tersebut yang menjadikan jembatan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.


keberhasilan mencapai tujuan dari manajemen berbasis sekolah tidak terlepas dari peranan kepala sekolah, guru, orang tua peserta didik, serta masyarakat sekitar. Orang tua dan masyarakat dibentuk dalam sebuah komite sekolah yang memiliki fungsi sebagai penggerak, informan, dan penghubung serta koordinator untuk menciptakan suasana sekolah yang kondusif untuk pembelajaran

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Blogger templates